Page Nav

HIDE

Post Meta

SHOW

Pages

Classic Header

{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kesetaraan Dalam Pemberian Pelayanan, Zarkasi Bangga Berobat Menggunakan JKN

 

BERBARING: Zarkasi ditemani sang ayah saat melakukan pelayanan kesehatan cuci darah dengan menggunakan JKN - Foto Dok Jamkesnews.com


GOKALTIM.COM, BANJARMASIN- Pernyataan terkait pemberian pelayanan yang terkesan dibeda-bedakan antara pasien peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan pasien lain dibantah dan dirasakan tidak benar oleh Muhammad Zarkasi. 

Pria 31 tahun asal Kabupaten Tapin yang telah dua tahun menjalani pengobatan rutin sebagai pasien cuci darah ini mengaku, stigma kurang baik yang awalnya Ia terima tentang Program JKN sepenuhnya terbantahkan dengan apa yang secara langsung telah dialaminya.

“Apalagi kan saya terdaftarnya sebagai peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung pemerintah, dulu pada saat awal-awal mau menggunakan BPJS Kesehatan selalu takut dan minder karena pasti akan dilayani berbeda. Takutnya tidak sembuh-sembuh, tapi kalau mau pakai biaya sendiri juga tentu lebih berat bagi saya dan keluarga,” ujar Zarkasi saat bercerita sembari menerima pelayanan cuci darah, Kamis (6/4/2023) lalu di RSUD Datu Sanggul Rantau.

 

Dirinya bercerita bahwa sejak akhir tahun 2020 dirinya menerima vonis gagal ginjal yang disampaikan oleh dokter. Sejak saat itulah pria yang sehari-hari membantu sang ayah berkebun ini mulai “akrab” dengan ruang cuci darah dan segala prosedurnya. Menurut dia saat ini pelayanan kepada peserta Program JKN terus menunjukkan perkembangan yang baik dan memberikan kenyamanan.

“Selain terus semakin nyaman, pemberian pelayanan yang saya terima juga prosedurnya semakin ringkas, cepat dan pasti. Sekarang semuanya serba digital kan ya, pendaftaran juga melalui perekaman sidik jari, akses informasi seperti aktif tidaknya kartu dan juga bukti kepemilikan kartu juga bisa melalui Aplikasi Mobile JKN. Pokoknya semuanya semakin mudah dan cepat,” sambungnya.

Pria yang memiliki hobi olahraga ini mengaku ruangan, jadwal, dan semua pihak yang ada didalam instalasi hemodialisis sudah dianggapnya sebagai bagian dari keluarga dan kehidupan pribadinya yang selalu dijalaninya dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur. Kini, Zarkasi rutin menjalani prosedur cuci darah sebanyak dua kali dalam seminggu.

“Jadwal saya setiap hari Senin dan Kamis untuk cuci darah, selalu ditemani keluarga kadang ayah saya, kadang ibu saya. Setiap menjalani proses yang berjalan kurang lebih empat jam itu saya jalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur, terutama karena dari aspek pembiayaan saya tidak perlu memikirkannya, bahkan sepeserpun tidak pernah dipungut biayanya,” tambahnya.

Dirinya juga menyebut sejak awal Program JKN telah menjadi penjamin biaya pengobatannya. Menurutnya kehadiran pemerintah dan negara melalui program ini merupakan sesuatu yang terus Ia harap tetap berlangsung.

“Kalau tidak ada program ini tentu tidak bisa saya bayangkan bagaimana bisa bertahan dan menjalani proses pengobatan rutin ini, bisa jadi harus merelakan mencari biaya dari cara-cara lain mungkin menjual aset dirumah, atau paling buruk saya tidak bisa menjalani pengobatan ini. Tapi untungnya ada JKN yang bisa menanggung semuanya secara penuh, tanpa diskriminasi dan tanpa pandang bulu dalam memberikan pelayanannya,” sambungnya.

Sembari mendampingi sang anak berobat, Samsudin ayah Zarkasi menegaskan rasa bangganya terhadap kehadiran Program JKN yang sudah disaksikannya secara nyata memberikan manfaat yang begitu besar bagi pengobatan anaknya. Besar harapan Samsudin agar sang anak akan terus mampu berjuang seraya terus berharap pemerintah akan selalu menjamin kepesertaan dan biaya pengobatan anaknya melalui Program JKN ini.

“Saya sangat berharap bahwa pemerintah akan terus bermurah hati dan menanggung BPJS Kesehatan milik saya dan keluarga, terutama tentu anak saya. Anak kami merupakan harapan kami, dan Program JKN merupakan tumpuan serta harapan kami agar anak kami akan terus mampu bertahan,” tukasnya.(jamkesnews.com/ar)